top of page
Search

Do You Feel Empty? : Apa Kamu Merasa Kosong?

  • Writer: Tri Ayuningrum
    Tri Ayuningrum
  • Dec 18, 2020
  • 8 min read




Do You Feel Empty?

“The emptiness you feel within is caused by the lack of wisdom, of awareness that you are not the container that can become empty. You are the Contained. Indeed, the Container is also You. You are both In and Outside.”

“Kehampaan yang Anda rasakan di dalam diri disebabkan oleh kurangnya kebjaksanaan, kurangnya kesadaran bahwa Anda bukanlah wadah yang bisa jadi kosong, Anda adalah Isi-nya. Sesungguhnya, Wadahnya juga adalah Anda. Anda Ada di Dalam sekaligus di Luar.” . ~Anand Krishna



Pernahkan Anda mendengar, melihat atau menemui kutipan di atas? Jika iya, apakah yang Anda rasakan? Silakan simpan jawaban itu dalam diri Anda, dan Jika Anda tidak tahu atau baru menemui kutipan tersebut, itu adalah kutipan dari buku fenomenal “This is Truth, That too is Truth” Perpentual Spiritual Diary atau “Ini adalah Kebenaran, Itu pun Kebenaran” Agenda Spiritual Abadi karya Anand Krishna. Tulisan ini tidak berpusat untuk membahas mengenai karya fenomenal di atas, tetapi mengenai Kehampaan yang akan kita pelajari dengan karya di atas.


Kehidupan ini penuh warna – warni cerita, ada sedih, senang, kecewa, dan lain sebagainya. Salah satunya adalah Hampa. Tentunya sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita, sebuah perasaan seperti merasa seorang diri dalam menghadapi masalah, ditinggal oleh orang yang sangat kita sayangi, dan masih banyak hal lain lagi. Hingga saat dimana kita merasa bahwa di luasnya jagad raya ini, kita merasa hidup seorang diri, tidak bergairah akan banyak hal, dan yang paling berat terasa adalah merasa sebagai manusia yang tidak diinginkan oleh siapapun. Ada banyak hal dapat menyebabkan kehampaan di dalam hidup seseorang, namun lebih tepatnya yang harus kita ketahui adalah bagaimana cara mengatasi kehampaan itu agar kita dapat melanjutkan hidup dengan lebih baik.



Apa itu kehampaan?


Dilansir oleh kompasiana.com (29 Juli 2017), kehampaan adalah sebuah suasana di mana hati manusia kosong dari perasaan bahagia. Rasa hampa adalah kebalikan dari perasaan bahagia. Dimana kehampaan merupakan suasana hati yang negatif dan berefek pada melahirkan pikiran – perasaan yang negatif pula dan tak jarang berujung pada perbuatan atau tindakan negatif pula. Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa kehampaan adalah suatu perasaan atau batiniah dalam diri manusia. Perasaan ini menjangkit kepada siapapun, tidak peduli dalam keadaan kekuarangan materi maupun berlimpah materi. Misalnya, seseorang yang berlimpah harta, memiliki kekuasaan yang menggurita, disegani banyak orang, namun dibalik kewibaannya yang mentereng, ia menyimpan sebuah rahasia yakni perasaan hampa atau “kekosongan” tersendiri dalam jiwanya. Perasaan ini akan menjadi semakin buruk jika sampai menguasai hati manusia, tidak jarang hingga mengarah pada perbuatan – perbuatan yang destruktif entah bagi orang lain atau dirinya sendiri. Kejadian yang paling memungkinkan akibat beratnya kehampaan adalah depresi, hingga bunuh diri.



Apa penyebab kehampaan?


Kehampaan yang sering kita rasakan sering terjadi karena banyak hal, seperti kegagalan dalam suatu proyek, dicampakan oleh kekasih, mengetahui istri selingkuh, mendapati teman yang kita percaya ternyata hanya menipu, atau bahkan hal positif seperti teman kita memenangkan lotre yang kita tunggu – tunggu kemenangannya. Begitu banyak penyebab kehampaan yang kita rasakan, bahkan tak jarang kita merasakan ada suatu hal yang seperti hilang secara tiba – tiba dan merenggut sebagian hidup kita tanpa kita ketahui apa penyebabnya.



Bagaiman cara mengatasi kehampaan?


Kehampaan sangat menyakitkan bagi siapapun, itulah yang membuat masalah psikologis lainnya sering kali timbul, seperti stress, anxiety, depresi, bunuh diri, dan masalah psikologi lainnya. Tindakan itu sontak dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri bahkan orang lain. Namun, bukan berarti kehampaan yang kita rasakan tidak dapat kita atasi. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat kita tempuh untuk menghadapi kehampaan yang terjadi,


1. Keluarlah dari tempatmu, mungkin kau terlalu banyak bersembunyi

Ketika mendapat masalah, beberapa orang cenderung menghabiskan waktu untuk berdiam diri dan enggan menatap dunia luar. Hal itu memang tidak buruk karena dengan berdiam diri kita jadi tahu, langkah apa saja yang mesti kita ambil untuk menghadapi masalah. Namun, jika tak kunjung mendapatkan solusi, cobalah untuk keluar ruangan, hirup udara yang segar. Nikmati udara dingin di pagi hari, bagi beberapa orang lebih menenangkan dan membuat pikiran kembali segar. Barulah pikiran kita siap menjajaki kemungkinan demi kemungkinan untuk penyelesaian masalah yang menimpa kita.


2. Cari inspirasi dari lingkungan

Coba temui sanak-saudara terdekat atau teman, jalinlah pembicaraan yang ringan namun nyaman. Mereka adalah orang – orang yang mungkin bisa membuatmu mengerti tentang beberapa hal dalam hidupmu. Mereka juga bisa menjadi perantara dalam solusi yang selama ini kamu cari. Namun hal yang paling penting adalah, ketika perasaan hampa mulai menikam, kamu dapat berkata pada dirimu sendiri, “Oo, ternyata aku memiliki seseorang yang menganggapku berharga”.


Menjalin hubungan dengan orang – orang baru juga memberi kesan tersendiri bagi beberapa orang. Pembahasan mengapa hari ini mendung tapi tidak hujan akan menjadi hal yang cukup menarik, jika orang yang kamu temui itu dapat membuatmu berceloteh panjang lebar dan membuatmu nyaman, itu akan cukup mengasyikan.


Lingkungan mengajarkan kita banyak hal, burung gereja yang mengangkut sebatang jerami untuk dibuat sarang misalnya, mereka dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi kita. Dalam kehidupan ini tentu banyak sekali manusia yang kita temui, tentunya dengan beragam karakter dalam menyikapi suatu masalah. Disini lah titik menariknya, sudut pandang yang berbeda menjadikan kita kaya akan informasi untuk menghadapi perasaan kita sendiri. Namun, kita tentu harus bijak dalam menyikapinya. Jika seseorang yang kita temui memiliki pendapat untuk merebut mantan kekasih yang akan menikah, justru itu akan sangat berbahaya dan menimbulkan banyak masalah kedepannya.


Lingkungan juga merupakan pemberi sirine yang handal. Terlalu banyak mengurung diri dalam dunia kehampaan terkadang membutakan mata kita, bahwa seterpuruk apapun kita, dunia yang semestinya masih berjalan seperti biasanya. Jadi, kita harus menghadapinya. Jangan menyerah.


Pernahkah kalian merasa kehilangan sesuatu yang sangat berhaga secara tiba – tiba, tapi sayangnya kalian tidak tahu apa yang telah hilang atau pergi? Nah, mungkin lingkungan dapat membantu pencarianmu pada kehampaan yang misterius itu.


3. Renungi diri

Setelah belajar dari lingkungan namun tak kunjung memmbantumu, atau solusi dari lingkungan tidak cukup membantumu. Seperti, hari ini kamu mulai tersadar dari lingkungan, bahwa manusia memang memiliki banyak karakter jadi kamu bukanlah satu - satunya manusia yang gagal di bumi ini. Namun, kamu masih merasa ada hal yang asing, kenapa kamu masih merasa hampa?


Untuk iu, kamu perlu memahami dirmu dan temukan konsep dari dirimu. Menurut Atwater (1987) dalam buku “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN” karya Dra. Desmita, M. Si. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai – nilai yang berhubungan dengan dirinya. Selanjutnya, Atwater mengidentifikasikan konsep diri atas tiga bentuk, yakni :


a. Body Image

Body image adalah kesadaran tentang tubuhnya, yakni bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Sebagai contoh, aku tidak tinggi namun mungil, aku sedikit pemarah namun tidak menyusahkan orang lain, aku tipe pejuang yang tangguh jadi tidak boleh menyerah, aku memiliki suara dan mata yang indah.


b. Ideal self

Ideal self adalah bagaimana cita – cita dan harapan seseorang mengenai dirinya. Dalam kehidupan ini bukan suatu hal asing jika kita memiliki kriteria diri yang membuat kita bahagia atau tertantang. Misalnya, aku harus menjadi pramugari, jadi aku harus memiliki badan yang tinggi dan ideal juga attitude yang baik, hingga mulai detik itu kalian akan berusaha untuk meninggikan badan dan berolahraga agar menjadi seperti tubuh idaman kalian.


c. Social self

Social self adalah bagaiamana orang lain melihat dirinya. Hal ini mengarah pada pandangan orang lain mengenai dirinya. Misalnya, temanku berkata bahwa aku itu lucu, tenang, dan aku dapat dijadikan pemimpin yang baik. Penilaian dari orang lain memanglah sangat dibutuhkan untuk evaluasi bagaimana tingkah laku kita selama ini di lingungan sosial, tapi adakalanya sebagai manusia yang bijak, kita harus menyaring mana yang baik untuk kita dan mana yang tidak. Seperti halnya ungkapan sebuah buku yang berintikan bahwa, “Untuk mengukur kehidupan kita, kita lebih baik menggunakan penggaris yang sesuai dengan hidup kita. Jangan mengukur kehidupan kita dengan penggaris milik orang lain”.


4. Terimalah dirimu

Hal ini mungkin terdengar klise, tetapi sangat penting. Setelah belajar mengetahui siapa dirimu, langkah selanjutnya yang harus kamu tempuh adalah menerima dirimu, apa yang kamu miliki dan apa yang tidak kamu miliki. Memiliki diri ideal memang tidak salah, namun jika ideal self sudah meranah pada hal yang sangat fiksi bagi diri kita yang sesungguhnya, mungkin lebih baik hal itu direvisi kembali.


Sebagai contoh, saya sadar bahwa saya adalah anak yang temperamen dan tidak sabaran, tapi saya mengidamkan unuk menjadi pemmpin yang berwibawa, sabar, dan penyayang. Jadi, saya harus berubah. Beradapatasi dengan lingkungan yang asing, juga dengan sifat yang asing. Jika kalian bisa menikmatinya, silakan lakukan, namun jangan tekejut jika akibatnya adalah kalian merasa hampa dan kehilangan siapa diri kalian yang sebenarnya. Jadi, menerima diri sebagai makhluk yang temperamen bukanlah keburukan, jika ingin menjadi pemimpim yang baik, cukup kontrol temperamen itu dan tambahkan bumbu - bumbu bijaksana di dalamnya.


5. Perkuat kecerdasan emosi

Emotional Quotient-EQ, lebih dikenal dengan sebutan kecerdasan emosional, adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 1995). Goleman mengklasifikasikan kecerdasan emosional atas lima komponen penting, yaitu : mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan.


Dengan memperhatikan lima komponen tersebut, individu dapat menemui kemudahan dalam meraih tujuannya. Individu yang mampu mengenali siapa dirinya yang sesungguhnya, apa emosi terbesarnya, mampu mengelola emosinya dengan baik, mampu memotivasi dirinya sendiri dalam bertindak, hingga mampu mengikatkan emosi dengan orang lain, hal ini tentunya akan menciptakan hubungan yang intim dengan orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rasa empati dapat berperan dalam memberikan rasa aman dalam diri individu, karena terciptanya hubungan perasaan dengan individu lainnya.


6. Perkuat kecerdasan spiritual

Dalam kajian psikologi, seperti halnya kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), juga memperoleh tempat tersendiri sebagai pelengkap dari tiga kecerdasan yang populer yakni IQ, EQ, SQ. Dalam buku “ SQ-Spiritual Intelligence-The Ultimate Intelligence” karya Danah Zohar dan Ian Marshall, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Lebih singkatnya, SQ sangat dibutuhkan dalam mencapai kehidupan yang lebih bernilai dan bermakna.


Spiritual dalam diri masing – masing individu sangatlah berbeda, namun satu hal yang dapat digeneralisasikan adalah adanya “rasa percaya” dan “rasa aman” dalam diri mereka. Sebagai contoh, saat menerima kabar bahwa seseorang yang kita dambakan selama bertahun – tahun ternyata tidak dapat menjadi milik kita, jika kita percaya bahwa semua memang sudah seharusnya terjadi, perasaan nyaman akan kita dapatkan. Perasaan percaya bahwa Tuhan tidak tidur, Ia mengatur seluruh kehidupan umat-Nya. Jika kita tidak mendapatkan pria itu, mungkin itulah yang terbaik, Tuhan mungkin telah merencanakan hal yang luar biasa bagi kita dengan menyiapkan seseorang yang lebih baik darinya, dengan membuka mata kita bahwa memang saat ini adalah saat dimana kita harus lebih menyayangi diri kita sendiri dan orang – orang terdekat kita, dan masih banyak alasan lagi. Setidaknya, Tuhan tidak menciptakan kaki dan tangan tanpa alasan, begitupun adanya akal dan hati manusia.



7. Berceritalah

Jika semua hal cenderung tidak mengubah kehidupanmu, atau sekali lagi masih merasa kurang atau mungkin ingin mencoba hal yang baru. Bercerita dengan orang – orang yang kamu percaya dapat mejadi solusi. Cari dia yang dapat mendengar ceritamu apa adanya walaupun tidak berniat memikirkan sebuah solusi pun untukmu, cari dia yang yang benar - benar dapat dipercaya.


8. Temui orang – orang yang ahli didalamnya

Kehampaan setiap individu bukanlah hal yang mudah untuk dikatakan biasa saja. Kehampaan memanglah bisa terjadi dan bahkan sering terjadi pada semua orang. Namun dalamnya rasa yang diderita, sakit dan kekecewaan yang dirasakan, justru sangat berbeda. Tidak bisa disamakan, antara kehampaan karena ditinggal teman yang paling dipercayai dengan kehampaan setelah memilki segala hal yang diinginkan namun pada akhirnya tetap merasakan sesuatu yang kosong. Jadi, bukan solusi yang buruk jika menghubungi profesional yang terkait, seperti psikolog, psikiater, konselor atau semacamnya.



Sebuah kutipan lagi dari karya yang sama,


Develop Wisdom!

"Wisdom comes from the state of equanimity, equilibrium within. If you truly understand this, you shall not be running madly after matter, status, etcetera, which are all momentary".


"Kebijaksanaan muncul dari keadaan diri yang seimbang dan tak terombang – ambing. Jika Anda sungguh – sungguh memahami ini, Anda tidak akan mati – matian mengejar materi, status, dan lain – lain, yang semuanya bersifat sementara". ~Anand Krishna





~ Terima kasih, selamat membaca ~



Referensi

Anand Krishna.This is Truth, That too is Truth : PERPENTUAL SPIRITUAL DIARY. 2014. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Desmita. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. 2017. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

www.kompasiana.com




 
 
 

Recent Posts

See All
Insecure? Boleh gak sih?

Insecure adalah suatu keadaan dimana seseorang yang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan...

 
 
 

Comments


bottom of page